Bystander Effect (Efek Penonton: Ketika Banyak Mata Menjadi Buta)

Pernah gak sih ngerasain pas lagi kerja, ada temen yang lagi kesusahan atau ada potensi bahaya, tapi kok pada cuek aja? Itu tuh contoh nyata dari bystander effect di dunia kerja. Kenapa sih orang-orang pada jadi penonton diam aja?

Alasannya Simpel Banget:

  • Takut Ribet: Siapa sih yang mau ribet urusin masalah orang lain?
  • Nggak Mau Jadi Sorotan: Takut dikira lebay atau sok tahu.
  • Mikirnya Udah Ada yang Ngerjain: “Ah, pasti ada supervisor yang ngurusin kok.”
  • Takut Kehilangan Bonus: Khawatir kalau ikut campur malah bikin masalah dan berdampak negatif pada penilaian kinerja

Penelitian Darley dan Latané pada tahun 1964, yang terinspirasi oleh kasus Kitty Genovese, menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang menyaksikan suatu kejadian darurat, semakin kecil kemungkinan seseorang akan bertindak untuk membantu. Faktor-faktor seperti difusi tanggung jawab dan kekhawatiran akan penilaian sosial berperan penting dalam fenomena ini. Konsep bystander effect tidak hanya relevan dalam situasi darurat, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti di tempat kerja atau lingkungan sosial. Untuk mengatasi bystander effect, kita perlu meningkatkan kesadaran, menciptakan lingkungan yang mendukung, dan mendorong tindakan prososial.”

Konsep bystander effect pertama kali diperkenalkan oleh para psikolog sosial setelah peristiwa pembunuhan brutal terhadap seorang wanita muda bernama Kitty Genovese di New York pada tahun 1964. Meskipun kejadian tersebut disaksikan oleh banyak orang, tidak ada satupun yang berusaha untuk membantu atau memanggil polisi. Peristiwa ini memicu penelitian intensif mengenai mengapa orang seringkali enggan membantu orang lain dalam situasi darurat, terutama ketika ada banyak orang lain yang juga menyaksikan kejadian tersebut.

Mengapa Kita Sering Menjadi Penonton Diam?

Beberapa faktor psikologis yang mendasari bystander effect antara lain:

  • Difusi Tanggung Jawab: Ketika ada banyak orang yang menyaksikan suatu kejadian, individu cenderung merasa bahwa tanggung jawab untuk bertindak tidak sepenuhnya ada pada dirinya, melainkan tersebar pada orang lain.
  • Takut Terlihat Bodoh: Khawatir membuat kesalahan atau penilaian yang salah dapat menghalangi seseorang untuk bertindak.
  • Ambiguitas Situasi: Jika situasi tidak jelas atau tidak dianggap sebagai darurat, orang cenderung ragu-ragu untuk bertindak.
  • Inhibisi Sosial: Kehadiran orang lain dapat membuat seseorang merasa terintimidasi atau malu untuk bertindak.

Efek Penonton dalam Dunia K3

Dalam konteks keselamatan dan kesehatan kerja (K3), bystander effect dapat memiliki konsekuensi yang sangat serius. Bayangkan seorang pekerja yang mengalami kecelakaan di tempat kerja. Jika rekan-rekannya hanya menjadi penonton tanpa mengambil tindakan, maka korban akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pertolongan pertama yang cepat dan tepat.

Contoh Kasus

  • Kecelakaan di Pabrik: Seorang pekerja terjatuh dari ketinggian dan mengalami luka serius. Beberapa pekerja lain melihat kejadian tersebut, namun tidak ada yang segera melaporkan kejadian tersebut kepada supervisor atau memberikan pertolongan pertama. Akibatnya, korban mengalami luka yang lebih parah.
  • Pelecehan Seksual di Tempat Kerja: Seorang pekerja mengalami pelecehan seksual oleh rekan kerjanya. Meskipun ada beberapa saksi, namun tidak ada yang berani melaporkan kejadian tersebut karena takut akan konsekuensi sosial atau takut dianggap ikut campur.

Mencegah Efek Penonton dalam K3

Untuk mengatasi bystander effect dalam dunia kerja, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

  • Pelatihan Keselamatan: Melalui pelatihan, pekerja dapat dilatih untuk mengenali situasi darurat, mengambil tindakan yang tepat, dan melaporkan kejadian yang tidak aman.
  • Membangun Budaya Keselamatan: Ciptakan budaya kerja di mana setiap pekerja merasa bertanggung jawab atas keselamatan dirinya sendiri dan rekan kerjanya.
  • Saluran Pelaporan yang Mudah: Pastikan ada saluran pelaporan yang mudah dan aman bagi pekerja untuk melaporkan masalah keselamatan tanpa takut akan konsekuensi negatif.
  • Contoh yang Baik: Tunjuklah pekerja yang selalu proaktif dalam menjaga keselamatan sebagai role model bagi pekerja lainnya.

Kesimpulan

Bystander effect adalah fenomena psikologis yang kompleks dengan konsekuensi yang serius, terutama dalam konteks K3. Dengan memahami faktor-faktor yang mendasari bystander effect dan menerapkan strategi yang tepat, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi seluruh karyawannya.

Referensi :
https://www.simplypsychology.org/bystander-effect.html

Foto  :

https://res.cloudinary.com/jerrick/image/upload/d_642250b563292b35f27461a7.png,f_jpg,fl_progressive,q_auto,w_1024/64e1a7846b9b31001d683917.jpg

https://images.squarespace-cdn.com/content/v1/59f4f1cb9f07f54b839cd068/1509292615479-POB6AK1NLDFQ12LIVODP/thumb+2.jpg

Open chat
Hello 👋
Can we help you?