Api dan Kebakaran

Manusia dan Api

Manusia dan Api memliki keterkaitan yang erat, Api bisa dibilang sebagai roda kemajuan manusia. Ketika manusia zaman dahulu berhasil menemukan cara membuat api, manusia mulai berkumpul bersama, bersosialisasi, dan akhirnya mendorong terjadinya pengembangan bahasa serta kebudayaan.

Richard  Wrangham  dalam bukunya Catching Fire: How Cooking Made us Human mengungkapkan bahwa  Api telah menemani perjalanan manusia sejak 1 juta tahun lalu. Salah satu buktinya adalah abu tumbuhan dan sisa tulang belulang yang hangus yang mana sisa yang hangus tersebut ditemukan bersebelahan dengan peralatan batu yang berumur jutaan tahun. Penemuan ini mengididentifikasikan  bahwa  manusia zaman dulu telah menggunakan api sebagai bagian dalam hidupnya. Salah satu fungsi api adalah untuk membantu dalam memasak makanan. Memasak merupakan salah satu cara yang dilakukan manusia sejak dulu untuk mengola makanan. Makanan yang dimasak memiliki banyak keunggulan diantaranya  membuat makanan aman, memiliki rasa yang enak dan menghambat pembusukan.

Disisi lain Wrangham menjelaskan bahwa makanan yang dimasak lebih mudah dicerna oleh tubuh manusia yang membuat lebih persedian energi lebih maksimal  selanjutnya energi tesebut dialokasikan  ke otak dan membuatnya bisa berkembang seperti seperti sekarang. Selain itu Api menjadikan  rambut dibagian tubuh manusia mulai menghilang yang membuat manusia dapat belari dengan cepat tanpa merasa kepanasan. Berarti lebih banyak cadangan energi yang dipoleh dan mendorong manusia untuk berkembang lebih jauh. Dengan bantuan api serta kemampuan dalam menggunakan dan mengontrol  api menjadikan manusia menjadi mahluk istimewa.


Api dan Kebakaran


Menurut KKBI api merupakan suatu proses kimia yaitu proses oksidasi cepat yang menghasilkan panas dan cahaya, sedangkan kebakaran adalah api yang tidak terkontrol dan tidak dikehendaki karena dapat menimbulkan kerugian baik harta benda maupun korban jiwa. Ada 3 unsur yang menyebabkan api muncul, unsur yang pertama ialah oksigen, unsur kedua ialah bahan bakar, dan unsur yang ketiga ialah suhu (panas). Ketiga unsur ini bekerja bersama untuk menciptakan api. Oksigen berperan sebagai salah satu unsur utama yang mendukung pembakaran, bahan bakar menyediakan material yang terbakar, sedangkan suhu (panas) bertindak sebagai pemicu untuk memulai proses pembakaran. Istilah tersebut dikenal sebagai segitiga api.

Segitiga Api dan Faktor yang mempengaruhinya



Segitiga Api merujuk pada kondisi di mana api terbentuk dari reaksi antara tiga unsur, yaitu oksigen, bahan bakar dan sumber panas. Nyala api akan terbentuk ketika ketiga unsur tersebut terpenuhi dalam jumlah yang cukup. Ketika salah satu unsur dalam segitiga api ini dipisahkan, maka api tersebut akan padam. Dengan memahami bagaimana oksigen, bahan bakar, dan panas saling berinteraksi, kita dapat mengidentifikasi cara terbaik untuk mengendalikan atau memadamkan kebakaran. Hal ini akan membantu dalam penentuan metode penanggulangan kebakaran yang efektif dan juga dalam pencegahan kebakaran.

Ketika seseorang tidak memahami Segitiga Api akan berdampak serius dalam penanganan kebakaran. Salah satunya adalah potensi kegagalan dalam memadamkan kebakaran. Jika kita tidak memahami faktor-faktor yang mempengaruhi Segitiga Api, kita mungkin tidak dapat mengambil tindakan yang tepat dan efektif dalam memadamkan api. Kesalahan dalam penanganan kebakaran juga dapat menimbulkan bahaya yang serius. Jika tindakan yang salah dilakukan, kebakaran dapat membesar, menghancurkan properti, dan mengancam keselamatan manusia. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang Segitiga Api sangat penting dalam mengurangi risiko dan menjaga keselamatan manusia.


Bagaimana cara memadamkan api secara efektif?

Dengan mempelajari prinsip-prinsip dasar segitiga api, prosedur yang diperlukan untuk membicarakan keselamatan kebakaran menjadi lebih sederhana. Untuk memadamkan api, kita harus menghilangkan satu unsur dari segitiga api. Prinsip-prinsip panduan segitiga api telah memainkan peran penting dalam pembuatan alat pemadam kebakaran. Segitiga api menetapkan apa yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran, serta persiapan dan prosedur penting yang diperlukan untuk menghindari penyalaan api pertama kali. Berikut metode yang digunakan untuk memadamkan api:


1. Pendinginan (Cooling)

Mendinginkan dengan air adalah salah satu cara paling umum untuk memadamkan api. Menurunkan temperatur bahan bakar sampai tidak dapat menimbulkan uap atau gas untuk pembakaran. Pembakaran akan berhenti jika laju panas yang dihasilkan oleh pembakaran lebih rendah dari laju hilangnya panas dari zat yang terbakar. Api pada akhirnya bisa padam jika kecepatan hilangnya panas melebihi kecepatan produksi panas. Karena kapasitas termalnya yang tinggi, air merupakan zat pendingin yang efektif.


2. Pemindahan bahan (Starvation)

Pemindahan bahan (starvation) adalah mengurangi atau menghilangkan kontak langsung antara benda yang dapat terbakar dengan sumber panas. Ada beberapa cara untuk melakukannya, antara lain menghentikan aliran cairan, menghilangkan bahan bakar padat dari jalur api, atau membiarkan api menyala hingga semua bahan bakar habis.


3. Isolasi oksigen (Smothering)

Teknik pemadam api dengan memisahkan udara dengan bahan terbakar dengan cara menyelimuti atau menghilangkannya atau menghalangi kontak langsung antara benda terbakar dengan oksigen.


Implementasi Pengetahuan Segitiga Api dalam Penanganan Kebakaran

Pengetahuan tentang Segitiga Api memiliki banyak implementasi dalam penanganan kebakaran. Salah satunya adalah dalam desain bangunan tahan api.  Dengan memahami faktor-faktor Segitiga Api, arsitek dan insinyur dapat merancang bangunan dengan bahan tahan api yang tepat dan strategi evakuasi yang efektif.

Pelatihan penanganan kebakaran yang berbasis pemahaman Segitiga Api juga dapat membantu dalam meningkatkan keterampilan petugas pemadam kebakaran. Melalui pelatihan ini, petugas pemadam kebakaran dapat belajar tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Segitiga Api dan cara penanganan yang efektif.

Penerapan pengetahuan Segitiga Api dalam sistem perlindungan kebakaran membantu dalam memilih peralatan dan teknologi yang sesuai untuk mencegah, mendeteksi, dan memadamkan kebakaran. Dengan mengintegrasikan pemahaman Segitiga Api dalam pendekatan perlindungan kebakaran, kita dapat meningkatkan efektivitas sistem perlindungan dan mengurangi risiko kebakaran.


Referensi :
https://www.pnas.org/doi/full/10.1073/pnas.2123439119

https://www.harvardmagazine.com/2009/11/cooking-and-human-evolution

https://kbbi.web.id/api#google_vignette

Photo credit:

https://images.app.goo.gl/DsVULGBes6oiHdCPA

https://images.app.goo.gl/FpnhcnnCRB8i1a2Z7

Open chat
Hello 👋
Can we help you?